Kamis, 19 Maret 2009

PENANTIAN YANG TERHAPUSKAN OLEH KEISENGAN

Hari ini, Kamis, 19 Maret 2009 ternyata aku mengalami kejadian yang di luar prasangka. Sekitar pukul 08.20 WIB, aku iseng mengirim SMS ke Polres Grobogan (di Purwodadi) untuk menanyakan mengenai perpanjangan SIM C milikku sejak 11 Februari 2009, namun belum juga jadi, dengan alasan material / bahan baku SIM di Polda Jateng habis. Ketika aku mengirim SMS tersebut, aku pun berdebar-debar, dalam hati aku bertanya, berani nggak ya? Karena sudah sejak lama aku “takut” dengan polisi......hehehe.

Setelah SMS terkirim, dalam benakku masih berkecamuk, kira-kira dibalas tidak ya? Atau jangan-jangan malah aku dimarahi (aku kan takut pada polisi).......hehehehe. Ternyata seluruh pradugaku sirna, beberapa detik setelah SMSku terkirim, tak ku sangka nomor itu malah meneleponku. Ya Allah, ada apa ini? Apa aku akan dimarahi karena telah mengirim SMS? Atau isi SMSku tak sopan? Namun dengan serta merta, ku angkat panggilan itu. Kalimat yang pertama aku ucapkan adalah “Assalamu’alaikum”, sembari hati ini masih dalam keadaan berdebar (aku kan takut pada polisi)........hehehehe. Wauw, ternyata yang menelepon aku adalah seorang “Bapak”.

Setelah Bapak polisi tersebut menjawab salamku dengan ramah, perasaanku jadi lega. Kemudian dengan santun dan bijak, Bapak polisi yang mungkin telah berusia lebih dari 45 tahun itu memulai pembicaraannya. Beliau berbicara dengan lembut (hingga rasa takutku sedikit berkurang), dengan menggunakan “boso kromo” beliau menyampaikan sesuatu. Kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, kurang lebih seperti ini “Halo mbak Ulyati Ismail Liana (namaku) di Desa Kejawan Rt 3 Rw 2 Kecamatan Tegowanu ya?? Ini SIM panjenengan sudah jadi, kalau mau diambil sekarang bisa, datang saja ke Polres”. Saya hanya menjawab singkat “nggih Pak”. Kemudian Bapak yang baik itu melanjutkan perkataannya “njenengan sekarang di mana mbak?”. Saya jawab “masih di rumah”. Kemudian beliau berkata lagi “lha apa mau diambil sekarang?” (masih berbicara dengan boso kromo). Saya jawab dengan singkat lagi “nggih Pak, diambil sekarang” (aku pun mengggunakan boso kromo dalam setiap pembicaraanku). Lalu beliau mengucapkan sesuatu yang sangat menyentuh “ya, nanti kalau perjalanan menuju Polres, HATI-HATI DI JALAN YA MBAK”. Subhanallah....dengan seketika perasaan takutku pada polisi sirna setelah mendengar kalimat itu. Setelah itu, aku pun dengan segera mengucapkan “maturnuwun nggih Pak”. Kemudian Bapak yang bijak itu mengakhiri pembicaraannya dengan mengucapkan salam, kemudian aku menjawabnya “Wa’alaikumsalam”. Kurang lebih demikianlah pembicaraan kami di telepon dalam beberapa menit.

Sekitar pukul 10.30 WIB, aku pun sampai di Polres untuk mengambil SIM. Ternyata yang melayani pengambilan SIM adalah Bapak polisi yang tadi pagi meneleponku bersama seorang rekannya di dalam ruangan. Awalnya pun aku tak tahu kalau yang ada di hadapanku adalah beliau yang berpesan padaku utuk hati-hati di jalan. Ketika sampai di loket, aku langsung saja menyampaikan bahwa ingin mengambil SIM, kemudian aku disuruh menunggu di kursi bersama pengambil yang lain. Hanya dalam waktu beberapa menit, aku pun dipanggil oleh beliau. Namun, aku sedikit merasa heran, kenapa aku yang dipanggil pertama, padahal ada yang antri sebelum aku? Entahlah, namun aku senang karena aku tak perlu menunggu lama.

Ketika SIM akan diserahkan ke tanganku, tiba-tiba Bapak polisi yang baik itu berkata “tadi yang saya telepon ya (sambil tersenyum)???”, kontan saja saya pun tersenyum sambil berkata “ya, saya yang tadi SMS Pak.....hehehehe. Pembicaraan berlanjut, walaupun singkat, karena di belakangku masih banyak yang antri.

Setelah mendapatkan SIMku, maka aku mengucapkan “maturnuwun ngih Pak”, beberapa kali. Namun sayang, aku tak sempat bertanya nama beliau, aku pun tak sempat membaca nama yang melekat di seragam Bapak yang baik itu. Aku saja tak menyangka bahwa SMS yang aku kirim justru dibalas dengan telepon (jadi malu nih). Setelah bertatap muka pun beliau masih dalam keadaan ramah serta murah senyum seperti ketika bertatap suara.

Beberapa waktu lalu aku pernah mendengar bahwa Kapolda Jateng mencetuskan slogan “The Policing With Love”, ternyata hal ini dibuktikan oleh seorang Bapak polisi yang aku temui hari ini. Terimakasih Bapak yang santun dan bijak, semoga engkau selalu diberi kesehatan serta kebahagiaan bersama seluruh keluargamu, semoga slogan “The Policing With Love” selalu ada dalam kinerjamu, sehingga bukan hanya omong kosong atau tulisan semata...Amien...

Sekali lagi, saya ucapkan terimakasih, walaupun saya tak tahu nama panjenengan. Berkat informasi dari Bapak, kini penantian saya akan SIM C yang telah lebih dari 1 bulan pun terhapuskan. Untung tadi pagi aku iseng kirim SMS. Untung juga ada Bapak polisi yang baik, berkenan membalas SMSku dengan telepon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar